name : dea dara mutia / 21210711
class : 3 EB 17
Make five sentences which contain of Noun , Verb , Adjective and Adverb
1. He was afraid to eat the noodles since illness
verb = he was, eat ; adjective = afraid
noun = noodles ; adverb =since illness
2.The girls are laughing really loud.
noun = the girls ; adjective = loud
adverb = really ; verb = laughing
3. The busy farmer worked diligently until the sun went down.
noun = farmer ; verb = worked
adjective = busy ; adverb = diligently
4. She danced very well on stage
verb = danced ; adjective = very well
adverb = on stage ; noun = she
5. Young man read the books quietly.
verb = read ; adverb = quietly
adjective = young man ; noun = the books
Selasa, 02 April 2013
Jumat, 08 Maret 2013
#softskill 1 english bussiness 2
name : dea dara mutia (21210711)
a class : 3 EB17
Assigments
- Make 3 sentences of simple present
- Make 3 sentences of simple past
- Make 3 sentences of present continuous
- Make 3 sentences of present perfect
- Make 3 sentences of Simple future
S - Simple Present
(+) You look so pretty in that dress
(-) You don’t look so pretty in that
dress
(?) Do
you look so pretty in that dress
-
Simple Past
(+) You
looked so pretty in that dress
(-) You
didn’t look so pretty in that dress
(?) Did
you look so pretty in that dress
-
Present Continuous
(+) You
looking so pretty in that dress
(-)
you aren’t looking so pretty in that dress
(?) Are
you looking so pretty in that dress
-
Present Perfect
(+) You
have looked so pretty in that dress
(-) You
haven’t looked so pretty in that dress
(?) Have
you look so pretty in that dress
-
Simple Future
(+) You
will look so pretty in that dress
(-) You
will not look so pretty in that dress
(?) Will
you look so pretty in that dress
Senin, 10 Desember 2012
membangun sikap positif
1. kamu bisa memilih bersikap Optimis.
Orang yang pesimis itu focus kepada yang negative (seperti memandang segelas air sebagai setengah kosong/air yang sudah tak ada). Sedangkan yang optimis focus memandang yang positif (seperti memandang segelas air sebagai setengah penuh) Siapakan yang lebih baik cara pandangnya? Siapakah yang lebih mungkin bahagia, lebih yakin dan lebih pasti?
2. Kamu bisa memilih menerima segalanya apa adanya
Ini tidaklah berarti bahwa kamu menjadi tak semangat dan menyerah. Artinya kamu tidak bergumul, merengek, dan memebenturkan kepalamu ke tembok ketika segalanya tidak beres. Sebenarnya perilaku yang menjadikan kamu korban yang tiada berdaya (yang memakanmu itulah yang menambah beban atas semangatmu). “Terimalah segalanya apa adanya, bukan seperti yang kamu angankan saat ini. Masa lalu sudah lewat, masa depan masih misteri dan saat inilah karunia, itulah sebabnya saat ini disebut “present = hadiah”. Oleh karenanya saat ini pergunakanlah sebaik – sebaiknya.
3. Kamu bisa memilih cepat pulih
Mengembangkan sikap – sikap positif tidaklah berarti bahwa kamu tidak akan pernah mengalami kepedihan, penderitaan, atau kekecewaan. Selain itu, mengembangkan sikap – sikap positip tidaklah berarti kamu seharusnya mengabaikan masalah. Masalahpun selalu mempunyai sisi sebaliknya. Kalau kamu gagal dalam ujian, belajarlah lebih giat lagi atau cari pembimbing. Kalau kamu kehilangan teman, perbaikilah persahabatan tersebut, atau mencari teman baru. Kalau kamu tidak suka penampilanmu, kembangkanlah kepribadian kamu yang fantastis.
4. Kamu bisa memilih cerita
Mulailah dengan menolak hal – hal yang suram, sungginglah senyum. Kalau kamu melontarkan kata – kata yang positif, prmikiran – pemikiran yang positif, dan perasaan – perasaan yang positif, maka orang – orang (serta hal – hal) yang positif akan tertarik kepadamu.
5. Kamu bisa memilih bersikap antusias.
Sambutlah setiap harinya dengan semangat. Laksanakanlah tugas – tugasmu dengan penuh semangat. Semakin kamu bersemangat, maka semakin orang – orang disekelilingmu punmerasa dan bersikap demikian, “Semangatlah…..!”
6. Kamu bisa memilih lebih peka.
Kalau kamu lebih peka terhadap masalah – masalah potensial, maka kamu bisa lebih siap menghadapinya dan bahkan mengelak. Kamu juga bisa peka terhadap pengalaman – pengalaman positif. Misal, bila kamu dengar pengumuman tentang uji coba tim atau klub baru, maka catatlah waktu dan tempatnya dan berencanalah mengikutinya, kamu akan memperoleh sesuatu hal yang baru.
7. kamu bisa memilih humor.
Kalau kamu melakukan sesuatu yang konyol (semua orangpun pernah) jangan melewatkan peluang untuk menertawakan diri sendiri. Itulah salah Satu sukacita besar kehidupan. Kalau kamu banyak tertawa, kamu akan sehat. Tawa itu mengeluarkan kimiawi tertentu dalam tubuhmu yang merangsangmu dan dapat memebantumu bertumbuh dengan sehat. Humor dan tertawa itu sehat.
8. Kamu bisa memilih sportif
Sportif artinya menerima kekalahan dengan positif sambil tersenyum, menjabat tangan sang pemenang, tidak menyalajkan orang lain taua keadaan atas kekalahan itu. Sikap ini bisa memenangkan teman seandainyapun kamu tidak memenangkan pertandingan atau kompetisinya. “Sportif” berarti pula tidak perlu mengejek yang kalah ketika kamu menang.
9. Kamu bisa memilih rendah hati
Kalau kamu benar benar berkepentingan terhadap sesame, mereka akan melihat kualitas baikmu seandainyapun kamu tidak mengiklankannya. Mereka tidak akan merasa bahwa kamu berusaha memanipulasi mereka, berbuatlah untuk sesama karena Tuhanmu
10. Kamu bisa memilih bersyukur
Renungkanlah : Mungkin banyak sekali yang bisa kamu syukuri. Rasa syukur membuatmu tersenyum. Itu membuatmu senang dengan kehidupanmu. Dan orang lain pun senang di dekatmu. Bersyukur bisa memberikan ketenangan bagi dirimu.
11. kamu bisa memilih beriman
Bagi sementara orang, ini berarti percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa atau kuas yang lebih tinggi lainnya. Beriman artinya percaya bahwa segalanya akan beres bagimu dan bahwa kamu bisa membereskan segalanya sendiri. Kalau kamu perkirakan akan gagal, mungkin mencapai sasaranmu.
12. Kamu bisa memilih berpengharapan
Pengharapan mungkin merupakan sikap positifmu yang terpenting dasar bagi segala sikap poritif lainnya. Apakah yang kamu harapkan? Apa sajakah impianmu?Apa sajakah ambisimu? Maksudmu dalam kehidupan ini? Kalau kamu mau mempertimbangkan pertanyaan – pertanyaan tersebut kamu sudah menjadi individu yang berpengharapan. “Pengharapan adalah sesuatu yang bersayap – Yang hingga pada Jiwa – Dan bersenandung tanpa kata – Dan tidak pernah berhenti – sama sekali.
“Semoga harapanmu tercapai dan mulialah dari hari ini”
Minggu, 07 Oktober 2012
Pengertian dan Struktur Karya Ilmiah
Nama : Dea Dara Mutia
NPM : 21210711
Kelas : 3EB17
Bahasa Indonesia 2 Tugas Softskill 2
Pengertian Karya Ilmiah-Karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajkan fakta umum dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar.
Pengertian Karya Ilmiah Menurut Eko Susilo, M. 1995:11
Suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
Menutut Jones ( 1960 ) karangan ilmiah dibagi menjadi dua,diantaranya ;
- Karangan ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu ( profesional ) yang biasanya bersifat karya ilmia tinggi yang disebut dengan istilah karya ilmiah.
- Karangan ilmiah yng ditujukan kepada masyarakat umum yang disebut dengan istilah karangan ilmiah populer.
Tujuan karangan ilmiah;
- Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
- Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Jenis karangan ilmiah;
- skripsi,
- tesis,
- disertasi,
- laporan penelitian.
Ciri-ciri Karya ilmiah
Ciri-ciri karya ilmiah-kali ini saya akan menjelaskan tentang Ciri-ciri Karangan ilmiah untuk Pengertian Karangan ilmiah kalian bisa membacanya di pelajaran sebelumnya , berikut Ciri-ciri Karangan ilmiah.
1. Kejelasan/Jelas
Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
2. Kelogisan/Logis
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3. Kelugasan/Lugas
Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
4. Keobjektifan/Objektif
Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5. Keseksamaan/Seksama
Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
6. Kesistematisan/Sistematis
Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
7. Ketuntasan/Tuntas
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
Kerangka Karya Ilmiah :
BAB I Pendahuluan
A.Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah
C.Pemecahan Masalah
D.Kerangka Berpikir
E.Tujuan Penulisan
F.Manfaat
BAB II Landasan Teori
BAB III Penutup
A.Kesimpulan
B.Saran-Saran
Daftar Pustaka
BAB I Pendahuluan
A.Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah
C.Pemecahan Masalah
D.Kerangka Berpikir
E.Tujuan Penulisan
F.Manfaat
BAB II Landasan Teori
BAB III Penutup
A.Kesimpulan
B.Saran-Saran
Daftar Pustaka
Berikut Penjelasan Struktur Karya Ilmiah
1. PENDAHULUAN
Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitianyang hendak disajikan. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikansecara sederhana di bawah ini.
2. Latar belakang masalah
Pada bagian ini, penulis harus menguraikan apa yang menjadi ketertarikannyapada objek yang diteliti. Oleh karena itu, kepekaan untuk memerhatikan fenomena-fenomena yang mutakhir di bidang yang sedang ditekuni menjadi kebutuhan. Tidak jarang, sebuah makalah atau skripsi mendapat sambutan hangat karena membahastopik-topik yang sedang hangat.Satu aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka.Peneliti perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yangdikerjakan. Hal ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yangdilakukan bukan mengulangi berbagai penelitian lainnya.
3. Masalah dan batasannya
Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakanmasalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yanghendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit. Meski demikian, masalahyang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluber luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan. Selain itu,pembatasan masalah penelitian juga akan menolong dalam hal efektivitas penulisankarya ilmiah.
4. Tujuan dan manfaat
Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkankeduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum.
5. Metode dan Teknik Analisa
Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil darisebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Mengenai keduanya,Sudaryanto (2001) menyebutkan bahwa metode merupakan cara yang harusdilaksanakan, sedangkan teknik merupakan cara melaksanakan metode. Sebagai cara,tambahnya, kejatian teknik ditentukan oleh adanya alat yang dipakai.Dalam ilmu linguistik, metode penelitian berkisar pada dua metode besar, yaitu metodepadan dan agih. Sementara tekniknya ada bermacam-macam. Tidak semua metodeperlu dan relevan untuk digunakan dalam menganalisa data penelitian. Oleh karena itu,peneliti perlu berhati-hati dalam menentukan metode dan teknik analisanya. Datapenelitian yang diperoleh harus benar-benar dicermati perilakunya.
6. Landasan teori / Kajian Pustaka
Sebuah penelitian tentu perlu memiliki dasar teoritis yang kuat. Namun, penulis harusbenar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung pembedahanmasalah. Biasanya, bila sudah mengerti perilaku data yang diperoleh, penentuan teoriyang hendak dipakai akan lebih mudah.
7. ISI
Setelah merampungkan bagian awal tadi, penelitian pun dapat dilanjutkan dengan lebihbergumul dengan data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi (biasa disebut jugasubbab karena bagian isi umumnya dianggap sebagai bab yang mandiri) biasanyatergantung ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tigabutir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingatpada bagian isi, penulis harus melakukan analisa berdasarkan pertanyaan-pertanyaanyang muncul pada bab pendahuluan.
8.PENUTUP
Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasilpenelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat.Tujuannya agar pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas.Salah satu bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian daripenutup ialah saran. Sejumlah departemen pada sejumlah perguruan tinggi belakanganini mulai menghapus bagian tersebut. Sederhananya, sebuah penelitian mensyaratkansebuah penelitian lanjutan, entah untuk menyanggah atau menguatkan hasil penelitianterdahulu.
9. MENGENAI ABSTRAK
Abstrak juga menjadi bagian penting lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Abstrakmerupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enamatau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspekmana yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu (Keraf 1984).
10.STRUKTUR DALAM LAPORAN ILMIAH
Pada dasarnya, laporan ilmiah dapat dikatakan sebagai bentuk singkat sebuah makalahpenelitian. Hal ini terlihat dari bentuknya. Bila makalah mensyaratkan penyertaan daftar isi beserta daftar-daftar lain yang memang dibutuhkan, laporan ilmiah lebih ringkas lagi. Dalam sebuah laporan ilmiah, biasa disajikan dalam jurnal-jurnal penelitian, struktur sebuah tulisan ilmiah dapat mengikuti pola yang dikemukakan Soeseno (1982).
Referensi :
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/pengertian-karya-ilmiah-lengkap/
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/ciri-ciri-karya-ilmiah-karangan/
http://www.scribd.com/doc/9378641/Memahami-Struktur-Karya-Tulis-Ilmiah
Penalaran Deduktif
Nama : Dea Dara Mutia
NPM : 21210711
Kelas : 3EB17
Bahasa Indonesia 2 Tugas Softskill 1
Bahasa Indonesia 2 Tugas Softskill 1
1. Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi
– proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif namun yang aka dibahas kali ini mengenai penalaran deduktif .
2. Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus)
dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai
prestasi sosial dan penanda status sosial.
3. Berpikir deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)
Deduksi
adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif
biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus.
Pada
induksi kita berjalan dari bukti naik ke undang. Pada cara deduksi
adalah sebaliknya. Kita berjalan dari Undang ke bukti. Kalau kita
bertemu kecocokan antara undang dan bukti, maka barulah kita bisa
bilang, bahwa undang itu benar.
-
- kalimat utama berada di awal paragraf.
- kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan.
Contoh paragraf deduktif
Kegiatan ultah panser biru yang ketiga bahkan mencapai klimaksnya.Ketika mereka menggelar jalan santai selupuh ribu peserta bahkan membirukan kota Semarang.Apalagi panitia telah menyiapkan doorprize besar besaran.Ada motor , TV , kulkas , VCD player , tape dan ratusan hiburan lainnya.
Referensi :
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/paragraf-deduktif-ciri-cirijenis-contoh-paragraf-deduktif-dan-pengertian-paragraf-deduktif/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://filsafat.kompasiana.com/2010/08/22/nalar-induktif-dan-nalar-deduktif/
Sabtu, 29 September 2012
review jurnal
Cara Review Jurnal
Dosen
sering kali memberikan tugas kuliah untuk mereview jurnal, baik jurnal
nasional maupun jurnal internasional. Tujuan dari review jurnal sendiri
adalah untuk mempermudah dalam memahasi inti dari hasil penelitian yang
telah dilakuakan. Sebagai mahasiswa yang sering mendapat tugas untuk itu
seharusnya mampu untuk melakukan review tersebut. Sehingga dalam
membahas jurnal itu akan lebih mudah dipahami setelah dilakukan review.
Hal-hal pokok bahasan yang perlu di tampilkan dalam melakukan review, diantaranya:
- Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian
Mengungkapkan
beberapa landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan
dalam penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai.
- Metode
Mengungkapkan
mengenai metode apa yang digunakan, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan.
- Hasil dan Pembahasan
Dalam
pokok bahasan ini mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan
dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat.
Berikut contoh review jurnal Psikologi.
Judul :
Apakah Kepribadian Menentukan Pemilihan Media Komunikasi?
“Metaanalisis Terhadap Hubungan Kepribadian Extraversion, Neuroticism, dan Openness to Experience dengan Penggunaan Email”
- Pengantar dan Tujuan
Penggunaan
Information Communication Technology (ICT) sebagai sarana komunikasi
meningkatkan orang untuk saling berkomunikasi dengan orang lain yang
terhubung dengan internet walaupun lokasi mereka saling berjauhan. Salah
satu fasilitas internet adalah surat elektronik (email). Dengan email
ini, pesan-pesan dapat disampaikan secara tertulis melintasi batas ruang
dan waktu.
Dari
teori Lewin dapat dikaitkan dengan perilaku penggunaan email, yaitu
faktor penyebab dari dalam diri yang mempengaruhi penggunaan email
adalah faktor individu (sifat kepribadian). Sedangkan faktor dari luar
diri yang mempengaruhi penggunaan email antara lain adalah kontak
sosial, ciri-ciri kekayaan komunikasi yang ditampilkan oleh sebuah media
komunikasi, tersedianya fasilitas internet, dan kemudahan penggunaan
internet untuk berkirim email.
Penulis
melakukan meta analisis terhadap pola hubungan antara kepribadian dan
penggunaan email dari berbagai jurnal ilmiah yang terdiri dari 16
artikel, baik yang telah dipublikasikan melalui jurnal ilmiah maupun
hasil penelitian tesis/disertasi yang dipublikasikan melalui internet
dalam periode tahun 1999 hingga 2006. Tujuannya adalah untuk melihat
apakah variabel kepribadian yang diteliti dalam berbagai studi kalau
dirangkum menjadi satu memberikan hasil yang konsisten dan bisa
dijadikan dasar untuk menjawab pertanyaan apakah kepribadian menentukan
pilihan media komunikasi.
Email dan Berbagai Karakteristiknya
Dalam
sub-bab ini penulis menjelaskan tentang keunggulan-keunggulan yang
menyebabkan email lebih disukai daripada media komunikasi yang lainnya.
Hal ini erat kaitannya dengan karakteristik email itu sendiri, antara
lain : kemampuan email menciptakan komunitasi yang tidak berbasis
geografis, dapat ditulis dan dibaca di mana saja (Williams, Strover, dan
Grant, 1994), Pesan yang ditulis dapat pendek, dapat pula panjang. Bila
ingin mengirimkan dokumen sertaan dapat dilampirkan pada attachment,
bisa dibuat arsip yang dapat disimpan dan dibuka kembali pada saat
dibutuhkan, Pesan dapat ditujukan kepada satu orang maupun banyak orang
secara bersamaan, dapat disisipkan e-motion, Asynchronous, Anonimity,
Polychronicity dan juga dialog.
Benarkah kepribadian penentu pemilihan media?
Kepribadian
adalah unik untuk setiap individu, dan menjadikan individu tersebut
berbeda dengan individu yang lainnya. Sehingga muncul pertanyaan Mengapa
seorang memilih menggunakan email sementara orang lainnya tidak sering,
bahkan tidak mau menggunakannya?
Eysenck
Three Factors Model (Eysenck & Eysenck, 1991) dan Five Factors
Model yang dikembangkan oleh Costa & McCrae (Costa & McCrae,
1992) mencantumkan Extraversion dan Neuroticism sebagai sentral dimensi
kepribadian yang berada dalam dua kutub yang berlawanan.
Penelitian ini menggunakan teori kepribadian Big Five dalam
mengelompokkan variabel-variabel ke dalam dimensi, yaitu extraversion,
neuroticism, dan openness to
experience.
- Metode
- Subjek : 20 data dari berbagai jurnal periode tahun 1999-2006 melibatkan 4267 orang (N=4267).
- Prosedur Penelitian
- Metode Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini menggunakan metode meta-analisis yaitu metode survey
yang dilakukan terhadap data-data yang terdapat di dalam beberapa
laporan penelitian. Pengumpulan data dari berbagai jurnal didownload
melalui INFOTRAC, EBSCO, PROQUEST, ERIC, Tesis dan Disertasi yang
diperoleh dari Networked Digital Library on Theses and Dissertations
(NDLTD). Sehingga dalam penelitian ini dapat dicapai tujuan dari
penelitian ini yaitu adanya hubungan antara kepribadian dan penggunaan
email.
- Metode Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan melalui 5 tahap:
- Manajemen Data.
- Pengkodean dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data variabel kepribadian yang diperoleh dengan mengacu teori kepribadian Big Five (Costa, & McCrae, 1991).
- Untuk data yang masih mengandung nilai F, t, atau d dikonversikan terlebih dahulu ke nilai r sehingga siap diperbandingkan.d. Koreksi kesalahan sampel & Koreksi kesalahan pengukuran.
D. Hasil
Dua puluh dua data hubungan kepribadian dengan penggunaan email
berhasil dikumpulkan dari 16 naskah yang diperoleh, 11 penelitian
menguji variabel extraversion, 6 penelitian menguji variabel openness to
experience, 5 penelitian menguji neuroticism, 2 penelitian menguji
variabel conscientiuosness, dan hanya satu yang menguji agreeableness.
Dari pertimbangan atas ketersediaan data, penelitian ini menguji 3
dimensi kepribadian, yaitu extraversion, openness to experience, dan
neuroticism.
- Hubungan Kepribadian Extraversion dengan Penggunaan Email
Dari
hasil analisa data, jika kepercayaan adalah 95% maka kesalahan
pengukuran masih dalam batas. Dengan kata lain, ada hubungan antara
kepribadian extraversion dengan penggunaan email.
- Hubungan Kepribadian Neuroticism dengan Penggunaan Email
Kraut(1998)
mengemukakan bahwa Internet dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Semakin sering menggunakan Internet, individu akan semakin neurotic.
Namun hasil penelitian yang dilaporkan oleh Hamburger dan Artzi ini
menyimpulkan bahwa Internet tidak mengakibatkan neurotic, tetapi
sebaliknya karakteristik individu neurotic yang menghindari kontak
sosial face to face yang mendorong mereka menggunakan internet, terutama
untuk tujuan sosialisasi.
Dari
hasil analisi jika kepercayaan diberi 95% kesalahan pengukuran masih
dalam batas kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara kepribadian neuroticism dengan penggunaan email.
- Hubungan Kepribadian Openness to Experience dengan Penggunaan Email
Individu
openness memiliki keinginan dan keyakinan untuk dapat melakukan
tugas-tugas yang dihadapinya. Email memberikan kemudahan bagi individu
dalam berkomunikasi. Namun ketidakyakinan akan kemampuan dalam
menggunakan email (computer efficacy) merupakan salah satu penyebabkan
keengganan individu menggunakan email.
Dari
data-data yang didapat korelasi yang ada masih dalam rentang taraf
kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara
kepribadian openness to experience dengan penggunaan email.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian extraversion, neuroticism,
dan openness to experience berhubungan secara signifikan dengan
penggunaan teknologi komunikasi berbasis internet atau email.
sumber : http://likeendt.blogspot.com/2011/01/cara-review-jurnal.html
Minggu, 24 Juni 2012
Analisa Kasus yng berhubungan dengan Hak Cipta
Tugas Softskill
Nama : Dea Dara Mutia
Kelas : 2EB17
PT.A adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa genetika,
berlangganan jurnal - jurnal asing dengan tujuan menyediakan fasilitas
referensi kepada para penelitinya. Kebijakan PT.A tersebut berkaitan
dengan research and development (R&D) yang di lakukan oleh PT.A
untuk memperoleh produk-produk yang unggul.
salah satu jurnal asing tersebut adalah science and technology yang di
terbitkan oleh PT B. PT.B adalah penerbit asing yang ada di indonesia di
wakili oleh agen penjualan khusus. Untuk mempermudah penggunaan
referensi tersebut, para peneliti memperbanyak / menggandakan
artikel-artikel dalam science dan technology dan membuat dokumentasi
berdasarkan topik topik tertentu. PT.B mengetahui perbanyakan yang di
lakukan oleh para peneliti PT.A dan PT.B berpendapat bahwa perbanyakan
yang di lakukan oleh para peneliti PT.A telah melanggar hak cipta.
- PT A adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan referensi untuk para penelitinya untuk pengembangan pendidikan.
- PT.B adalah perusahaan yang memuat ilmu pengetahuan yang bisa di jadikan refrensi ilmu pengetahuan.
- PT.B adalah perusahaan asing yang ada di indonesia hanya di wakili oleh agen penjualan khusus
bagaimana pendapat saudara terhadap kasus di atas yang hubungannya dengan ada tidaknya pelanggaran Hak Cipta?
Menurut saya , dalam kasus ini tidak adanya pelanggaran hak
cipta . Hal itu dikarenakan bahwa PT. A memberikan jurnal asing kepada para
penelitinya dengan mencantumkan
referensi yang digunakan salah satunya yang berasal dari jurnal asing PT. B ,
dikatakan melanggar hak cipta apabila PT.A dengan sengaja menggandakannya tanpa
adanya penjelasan referensi yaitu yang berasal dari PT. B.
PT . A dan PT. B sangat berkaitan dalam bidang ilmu pengetahuan , bagaimanapun PT.A yang bertindak sebagai penyedia referensi pasti telah meminta izin sebelumnya kepada PT.B sehingga terjalin kerjasma yang baik . Dalam hal ini juga PT. A hanya menggandakan referensi yang ada dan tidak mengubah referensi tersebut .
Langganan:
Postingan (Atom)